Menguasai teknologi informasi merupakan suatu keharusan bagi santri Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Hasan yang berada di Blok Brak, Desa Banjarsari, Kecamatan Suberasih, Kabupaten Probolinggo. Para santri Ponpes Nurul Hasan Banjarsari tak akan gagap teknologi lagi. Mereka sudah siap menjadi generasi muda NU yang siap ‘go international’. Masuk di kawasan Ponpes Nurul Hasan ini, tak ubahnya seperti berada di lingkungan pendidikan pada umumnya. Suasananya Yang Masih ASRI. Di sekitar bangunan yang menempati lahan sekitar satu hektar itu, Terdapat pula Pepohonan Yang terawat. Dari dalam gedung, banyak terdengar suara para santri menghafal pelajaran. Suara santri banyak terdengar dengan logat Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Namun para santri tetap dituntut memahami kultur santri dalam pemahaman Aswaja untuk mengenal ragam dan corak budaya Indonesia. “Enak belajar di sini,” kata Abdul Adzim, salah seorang santri.
Meskipun bedirinya Ponpes ini tergolong masih muda, namun bagi para santri suasana pesantren sungguh menyenangkan. Para ustad dinilainya amat komunikatif. Ikatan batin antara santri dan pengajar pun terjalin kuat. Ketika seorang santri melontarkan pertanyaan, para ustad memberikan respon positif. Cepat memberi pertolongan atau petuah jika santri menemui kesulitan.
Seperti juga kehidupan di Ponpes lainnya, dalam kehidupan sehari-hari, santri menyatu dengan santri lain. Semua santri memiliki rasa tanggung jawab yang sama terhadap sesama rekan mereka. Jika seorang santri mengalami kesulitan berarti rekan-rekan mereka mengalami penderitaan yang sama.
Karena itu, tak heran, sekilas, para santri terlihat manja dengan para pengajar. Namun hal itu bukan berarti para santri mengabaikan rasa hormat. “Itu semata-mata karena hubungan antara santri dan pengajar bagai orangtua dan anak. Pendekatan yang digunakan disini adalah komunikasi, mengutamakan akhlakul karimah,” kata Ustadz Amin.
Menurut Gus Idrus, pesantren saat ini berhadapan dengan arus globalisasi dan modernisasi yang ditandai dengan cepatnya laju informasi dan teknologi. “Karena itu, pesantren harus melakukan perubahan format, bentuk, orientasi dan metode pendidikan dengan catatan tidak sampai merubah visi, misi dan orientasi pesantren itu,” ujar Gus Idrus.
Ia katakan, perubahan tersebut hanya pada sisi luarnya saja, sementara pada sisi dalam (ruh, semangat, pemahaman keagamaan, nilai-nilai, tradisi dan ideologi pesantren) masih tetap dipertahankan. Eksistensi pondok pesantren dalam menyikapi perkembangan zaman, tentunya memiliki komitmen untuk tetap menyuguhkan pola pendidikan yang mampu melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang handal, kekuatan otak (berpikir), hati (keimanan), dan tangan (keterampilan), untuk membentuk pribadi santri. (syifa')
Office
Sabtu, 06 Agustus 2011
Santri Dikenalkan Teknologi Informasi

2 komentar:
klw pgen bs klik kanan d'sini., ting2l mtikn java scripx aj...! hehe...
How to Play Free Baccarat - Febcasino
Learn about the best free online baccarat kadangpintar games available to play. Learn how to play baccarat for free 바카라 사이트 and where to play real money, with real 1xbet korean
Posting Komentar
Silah kan tinggalkan pesan anda dengan bahasa sopan dan santun.